Presiden Rusia, Vladimir Putin dikabarkan akan menyerahkan kekuasaan pemerintahan sementara kepada Nikolai Patrushev, kepala Dewan Keamanan polisi federal Rusia.
Hal ini bukan tanpa alasan, sebagaimana tersiar dari berbagai sumber salah satunya media investigasi Rusia, the Project dan The Russia Miror, penyerahan kekuasaan sementara ini dilakukan karena kondisi kesehatan sang presiden yang diberitakan akan menjalani operasi kanker tiroid.
Lantas Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov membantah laporan yang menunjukkan bahwa Putin menjalani operasi untuk kanker tiroid.
“Fiksi dan tidak benar,” kata Peskov seperti dikutip oleh jurnalis veteran Alexei Venediktov di saluran aplikasi Telegram-nya.
Diluar kabar tersebut, apakah itu kanker tiroid? Bagi sebagian orang, kanker tiroid merupakan penyakit yang cukup asing di telinga.
Melansir dari.nhs.uk, kanker tiroid merupakan jenis kanker langka yang memengaruhi kelenjar tiroid, kelenjar kecil di pangkal leher yang berfungsi menghasilkan hormon pengatur detak jantung, tekanan darah, suhu tubuh, dan berat badan.
Umumnya, penderita kanker ini dialami oleh orang berusia 30 sampai 60 tahun.
Sementara itu, wanita lebih besar risikonya menderita kanker tiroid.
Dikutip dari scholar.unand.ac.id, pada awalnya kanker tiroid tidak menimbulkan gejala apapun.
Namun, seiring pertumbuhannya, bisa menyebabkan rasa sakit dan bengkak di leher.
Beberapa kanker tumbuh sangat lambat.
Namun, kanker ini juga bisa tumbuh secara cepat.
Kanker tiroid berupa nodul tunggal, keras, tidak rata.
Kanker tiroid dapat terjadi karena beberapa faktor, seperti usia, jenis kelamin, berat badan, ras, dan kekurangan konsumsi yodium.
Kanker tiroid terjadi ketika sel-sel di tiroid mengalami perubahan genetik (mutasi) sebagaimana dijelaskan mayoclinic.org.
Mutasi memungkinkan sel untuk tumbuh dan berkembang biak dengan cepat dan membuat sel tiroid menjadi abnormal.
Selain itu, sel-sel ini juga kehilangan kemampuan untuk mati.
Akumulasi sel-sel tiroid abnormal ini kemudian membentuk tumor.
Seiring waktu, sel-sel abnormal ini dapat menyerang jaringan di dekatnya dan dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya.
Kanker tiroid memiliki gejala-gejala yang mengiringinya, melansir dari cancer.org.au.
Pertama, terdapat benjolan atau pembengkakan di bagian depan leher atau kelenjar tiroid leher yang mungkin membesar seiring waktu.
Kedua, suara serak yang tidak dapat dijelaskan yang tidak membaik setelah beberapa minggu.
Ketiga, sakit tenggorokan.
Keempat, kesulitan dalam menelan atau bernapas.
Untuk mendiagnosis kanker tiroid pada tubuh, dapat dilakukan dengan berbagai cara, mulai ddari tes darah, USG, biopsi, pemindaian radiosotop, dan pemindaian lainnya seperti CT, MRI dan PET scan.
Dokter mungkin akan memeriksa leher terlebih dahulu, kemudian menyarankan tes darah untuk mengetahui fungsi dan kinerja dari tiroid.
NAOMY A.
NUGRAHENI