Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Mohammad Faisal membeberkan dampak kebijakan India yang baru-baru ini melarang ekspor gandum.
Faisal mengatakan kebijakan itu bakal membuat suplai gandum di berbagai negara mitra dagangnya berkurang.
Walhasil, harga roti, mi instan, dan produk turunan gandum lainnya terancam terkerek naik.
“Tentu akan berdampak pada negara importer gandum seperti Indonesia,” kata Faisal saat dihubungi pada Ahad, 15 Mei 2022.
Faisal mengatakan Indonesia saat ini menjadi salah satu negara yang banyak mengkonsumsi gandum dan tepung terigu.
Pelbagai makanan, kata dia, terbuat dari bahan-bahan tersebut.
Untuk menjaga stabilitas harga, dia menyarankan Indonesia segera membuka keran kerja sama dengan pengekspor gandum di negara lain.
Misalnya, Kanada, Australia, hingga Amerika Serikat.
India melarang ekspor semua gandum dari negara tersebut setelah mengumumkan inflasi harga konsumen tahunan yang mendekati level tertinggi selama 8 tahun.
Inflasi India tercatat 7,79 persen pada April 2022 dan inflasi makanan ritel yang melonjak tinggi menjadi 8,38 persen.
“Ekspor semua gandum termasuk durum berprotein tinggi dan varietas roti, telah diubah kategorinya dari ‘bebas’ ke ‘terlarang’ mulai 13 Mei 2022,” kata Perdana Menteri India Narendra Modi, melansir Indian Express, kemarin.
Adapun India merupakan produsen gandum nomor dua terbesar di dunia setelah Cina dengan kapasitas produksi 107,5 juta ton.
Indonesia mengimpor gandum sebesar 11,7 juta tiap tahunnya atau setara dengan US$3,45 miliar.