Dokter kulit Fitria Agustina menjelaskan jerawat pada usia dewasa terjadi pada usia lebih dari 25 tahun, biasanya ditandai dengan kemunculan pada zona U seperti mulut, dagu, dan rahang.
Kondisi tersebut berbeda dengan jerawat pada usia remaja yang biasanya mencakup zona T seperti dahi dan hidung.
Fitria mengatakan zona T biasanya memiliki lebih banyak kelenjar minyak dan produksi minyak akan menjadi lebih banyak karena pengaruh perubahan hormon.
Namun, penjelasan kedokteran berbasis bukti di balik kemunculan jerawat di zona U pada usia dewasa masih menjadi pertanyaan di dunia medis.
“Apa penjelasan jerawat pada dewasa itu muncul di U-zone? Ini sebetulnya masih pertanyaan besar, kenapa daerah U-zone yang lebih sering pada dewasa,” ujar Fitria.
Ia mengatakan penyebab kemunculan jerawat bersifat multifaktor.
Namun, biasanya pada dewasa perlu dilihat dan dipastikan secara lebih mendalam lagi, misalnya apakah terdapat kondisi hiperandrogen atau ada kondisi-kondisi lain yang mendasari, seperti Polycystic Ovary Syndrome (PCOS).
“Kemudian jangan lupa, karena kosmetik pun masih mungkin, karena stres kerjaan juga mungkin,” ujar Fitria.
Untuk mencegah jerawat muncul, Fitria menekankan pentingnya memilih produk perawatan kulit dan kosmetik yang sesuai dengan jenis kulit masing-masing mengingat jerawat juga dapat dipengaruhi faktor genetik.
Ia juga menganjurkan menerapkan pola makan yang baik dan benar agar terhindar dari masalah jerawat, misalnya membatasi produk olahan susu.
Jerawat bisa dipengaruhi faktor lingkungan, apalagi Indonesia memiliki iklim tropis dengan sinar matahari yang muncul sepanjang tahun.
Oleh sebab itu, ia menekankan pentingnya memilih produk kosmetik yang tepat, terutama jangan menggunakannya secara berlebihan pada wajah.
“Kemudian kebiasaan-kebiasaan yang lain, jangan lupa sebelum tidur harus membersihkan kulit dan jangan membiarkan make up tinggal di kulit sampai pagi.
Intinya tetap upaya pencegahan dari pola makan, jangan lupa istirahat, dan olahraga.
Kebiasaan begadang, merokok, dan konsumsi alkohol juga berpengaruh,” paparnya.
Ketika jerawat mulai tampak, Fitria mengingatkan perlunya menganalisa atau memastikan terlebih dulu kondisi tersebut memang jerawat.
Pasalnya, ada beberapa masalah kulit yang memiliki penampakan mirip jerawat seperti rosacea tipe papulopustular, folikulitis, erupsi akneiformis, serta dermatitis perioral.
“Yang paling penting pertama diagnosis.
Diagnosis benar maka akan berdampak pada terapinya.
Obatilah jerawat sedini mungkin karena risiko terjadinya bekas jerawat akan semakin kecil risikonya.
Semakin kecil risiko acne scar, tentunya kualitas hidup juga akan lebih baik,” kata Fitria.