Berinvestasi dalam saham sering disebut sebagai sarana investasi berisiko tinggi dengan pengembalian tinggi. Oleh karena itu, tidak heran jika ada banyak strategi dalam berinvestasi saham. Salah satu caranya adalah diversifikasi. Apa itu diversifikasi investasi? Seperti kata pepatah, “jangan menaruh semua telur Anda dalam satu keranjang,” berinvestasi dengan cara yang sama.
Jangan pernah menginvestasikan semua uang Anda hanya dalam satu sarana investasi. Dengan “mendistribusikan” uang Anda ke berbagai instrumen, juga dikenal sebagai diversifikasi, risiko dapat dikurangi seminimal mungkin. Pertanyaannya sekarang, bagaimana cara yang tepat untuk mendiversifikasi investasi, terutama untuk investasi jangka panjang? Simak tips berikut ini.
1. Mengevaluasi tujuan investasi
Tips diversifikasi pertama adalah menilai tujuan investasi Anda. Ketika Anda melakukan investasi untuk pertama kali, Anda harus memiliki tujuan atau sasaran tertentu. Hal ini biasanya berkaitan dengan jangka waktu investasi, apakah jangka pendek, menengah atau panjang.
Jika Anda awalnya memulai dengan investasi jangka panjang tetapi tiba-tiba membutuhkan uang di tengah jalan, Anda dapat menjual beberapa aset dalam portofolio Anda dan menukarnya dengan aset jangka pendek, seperti reksa dana pasar uang atau deposito berjangka. Deposito cocok untuk investasi jangka pendek karena memberikan pengembalian tetap.
Namun, jika tujuan Anda adalah jangka menengah, obligasi ritel bisa menjadi pilihan. Mengevaluasi tujuan tersebut akan memudahkan untuk memilih sarana investasi yang paling tepat untuk diversifikasi.
2. Ketahui profil risiko Anda
Selain menilai tujuan investasi saham Anda, Anda juga perlu mengetahui profil risiko Anda. Pernyataan risiko adalah gambaran investor menghadapi risiko investasi. Ada tiga jenis profil risiko investasi: agresif, konservatif, dan moderat.
Jika situasi membuat Anda sulit untuk memilih investasi berisiko tinggi, Anda termasuk dalam kelompok moderat. Instrumen risiko menengah dengan pengembalian tetap, seperti obligasi atau reksa dana, mendominasi portofolio Anda.
Sebaliknya, jika Anda berani mengambil risiko, isi portofolio investasi Anda dengan instrumen berisiko tinggi seperti saham. Misalnya, 60% untuk saham, dan sisanya hanya untuk instrumen berisiko menengah dan rendah seperti obligasi atau reksa dana.
Untuk mengetahui profil risiko ini, Anda perlu benar-benar memahami keadaan keuangan. Buat perhitungan yang akurat dan bagi uang Anda menjadi beberapa item pengeluaran untuk mengurangi risiko investasi.
3. Tetapkan tujuan keuntungan
Saat berinvestasi di saham, Anda perlu menetapkan tujuan keuntungan atau pengembalian yang ingin Anda capai. Jika Anda menginginkan investasi dengan pengembalian tetap, deposito bisa menjadi pilihan. Namun, jika ingin untung besar, berinvestasi saham untuk jangka panjang adalah jawaban yang tepat. Sementara itu, jika Anda menetapkan tujuan rata-rata atau menengah, opsi obligasi atau reksa dana dapat dipertimbangkan.
Saat mengelola investasi seperti saham, Anda perlu mendisiplinkan diri sendiri. Jangan mudah tertarik dengan investasi yang menjanjikan return besar. Ini juga merupakan ide bagus untuk menjauh dari tren. Hindari instrumen yang sedang uptrend, terutama yang tiba-tiba naik nilainya. Tetap fokus pada tujuan investasi Anda. Selalu ingat profil risiko Anda dan buat perhitungan akurat yang sesuai dengan situasi keuangan Anda.
4. Mengawasi pergerakan aset investasi
Perlu diingat bahwa diversifikasi bukan hanya tentang “menyortir” aset Anda ke dalam berbagai jenis kendaraan investasi. Anda harus selalu mengontrol pergerakan setiap alat. Hal ini dikarenakan nilai setiap instrumen selalu berubah-ubah. Dalam hitungan jam, nilai suatu instrumen investasi bisa naik atau turun.
Oleh karena itu, selalu pastikan untuk mengawasi setiap aset yang telah dialokasikan ke item investasi. Jika memungkinkan, catat setiap perubahan agar Anda dapat membuat prediksi untuk masa mendatang. Jadi apa yang Anda lakukan jika Anda menemukan saus? Solusinya adalah menyeimbangkan kembali.
Itulah tips diversifikasi pada investasi yang bisa Anda lakukan. Saat ini, Anda dapat berinvestasi bersama platform P2P Lending Indonesia, salah satunya Akseleran yang akan memberikan keuntungan kepada Anda dari perhitungan bunga dana yang Anda investasikan. Tentunya ini akan membantu Anda untuk bisa mendapatkan penghasilan lebih dalam hal investasi.